Saya termasuk salah satu penggemar produk Honda. Kecintaan saya akan produk honda sudah diturunkan dari ayah saya yang sejak saya mengerti kendaraan dan sampai sekarang masih mengendarai Honda Accord. Selain saloon/sedan, Honda Odyssey Absolute+ (RB1) 2005 merupakan salah satu mobil
idaman keluarga saya sampai sekarang.
Saya ingin membahas kendaraan dengan kode bodi RB1, karena tipe-nya lumayan banyak. Mulai dari tipe M, L, Absolute,
Absolute+, Absolute++. Berikut sekilas perbedaannya :
- M (Basic), interior berwarna abu-abu, tanpa body kit dan banyak sekali fitur yang tidak ada pada tipe ini, seperti electric driver seat, AFS, VSA, electric/auto retractable 3rd row seat, dll.
- L (luxury), interior berwarna beige, fitur mirip dengan tipe Absolute, speedometer berpendar biru (walaupun Absolute keluaran tahun 2006 keatas juga berwarna biru), lis bodi chrome, dan tanpa body kit.
- Absolute, interior berwarna hitam, lingkar setir model palang tiga (three spokes), body kit, Absolute badge, jok kombinasi fabric dan leather, AFS, VSA. Tanpa electric driver seat, pelipatan bangku baris ketiga manual, a/c single zone, no parking sensor.
- Absolute+, semua kelengkapan Absolute biasa ditambah electric driver seat, electric/auto retractable 3rd row seat, auto retractable mirror, dual zone a/c, parking sensor, dan front sensor.
- Absolute++, semua fitur absolute+ ditambah dengan layar navigasi lengkap dengan menu dan tombol-tombol bahasa jepang.
Eksterior
One word to describe, BEAUTIFUL!!
Tak terasa umur RB1 sudah 1 dasawarsa. But somehow, dengan desain yang menarik dan futuristik, dan didukung juga dengan warna andalan yaitu Black Amethyst, membuat RB1 tidak ketinggalan jaman dibanding mobil-mobil
keluaran terbaru. Seperti yang sudah saya bahas diawal artikel ini, mungkin faktor ini merupakan salah satu alasan mengapa produk Honda lawas masih banyak digemari, terutama oleh anak muda karena desainnya yang Timeless.
Yang saya sukai dari big mpv ini karena bodynya yang panjang dan gepeng (low slung) ditambah dengan ground clearance yang minim. Inovasi tangki bensin yang posisinya berada ditengah, berefek pada interior RB1 menjadi lebih lapang
Engine & Trannie & Brakes
The engine? Oh i love the way it sounds..
Menggunakan mesin K24A2 200hp 232nm, tenaga yang dihasilkan melebihi Accord CM5 maupun CRV RE1. Oleh karena memiliki output horsepower (HP) yang lebih besar dari tipe L maupun M yang hanya 160hp saja, maka konsumsi BBM juga cukup terkompensasi, yaitu 1:6L untuk dalam kota (premium oplos
pertamax+ 50:50).
Menggunakan transmisi tiptronic, dan quick shifter cukup ampuh untuk salip-menyalip.
Tetapi, banyak ditemui kasus transmisi Odyssey RB1 yang menggunakan teknologi CVT sering kali jebol. Tetapi, penyebabnya adalah transmisi CVT Honda Odyssey generasi awal yang kurang durable, dan juga ada
kasus gara-gara salah ganti oli transmisi. Yang semestinya menggunakan oli
khusus CVT malah diisi ATF/ATFz1.
Pada sektor pengereman terasa bergetar ketika dibawa lebih dari 80km/jam. Itu
sudah jadi rahasia umum kalau sistem rem Honda Accord, Civic, dan Odyssey keluaran antara tahun
2004-2007 mudah warped alias tidak rata maupun bengkok. Solusinya, mobil dapat dibawa bengkel bubut untuk
dibubut sedikit remnya (pakai metode bubut yang tanpa bongkar rem) sekitar 1 jam, dan Voila!
Getaran hilang sama sekali.
Kondisi tersebut dapat dilakukan dengan catatan discbrake masih tebal dan masih aman untuk
dibubut. Satu hal yang perlu diperhatikan, sebisa mungkin jangan mendongkrak
RB1 dalam jangka waktu yang lama. Apalagi dengan posisi ban yang menggantung.
Hal ini bisa menyebabkan shockbreaker "ngelock/ngunci". Apabila terpaksa,
harus dibantu dengan jackstand di sekitar arm-nya untuk mengurangi shock fully
stretching.
Anehnya, mekanik bengkel bubut kawakan sudah paham akan hal ini dan melakukan
tindakan pencegahan sebisa mungkin. Tetapi berbeda di Bengkel Resmi honda. Walaupun mereka tahu, tetap saja kendaraan digantung berlama2.
Kondisi yang sama dapat ditemui pada merek lain seperti Toyota Camry dan juga Corolla Altis yang mudah ngelock.
Interior
Look at that dashboard!! Dashboard adalah hal lain yang saya suka dari RB1. Desain dan tata letak tombol-tombol fungsi yang disematkan yang termasuk modern bahkan sampai sekarang. Kalau bisa dipertahankan, dan Honda please,
jangan buat dashboard berlaci grand canyon lagi. Finishing yang baik, tombol-tombol enak ditekan, knob-knob halus. Bahannya pun bagus dan awet.
Kebetulan unit pada gambar memiliki a/c dual zone (triple zone termasuk belakang). Driver Seat sudah elektrik dan tambahan Sunroof membuat mobil ini semakin atraktif.
Pada kolom setir, ada tombol pengaturan audio dan cruise control.
Oh ya, walaupun mobil tua, tapi sudah menganut keyless entry dan keyless starter. Model Kuncinya seperti kartu kredit hanya lebih tebal. Istilahnya "smart card".
Untuk kualitas audio, cukup enak untuk didengar. Saran dari para pemakai Odyssey RB1 ini adalah diusahakan sebisa mungkin untuk tidak menggunakan CD. Untuk usia yang sudah mencapai 10 tahun, terkadang motor dari head unit tersebut banyak yang sudah rusak, sehingga terkadang CD bisa nyangkut didalam head unit. Solusinya, manfaatkan colokan AUX IN yang terdapat dilaci tengah diantara kursi depan. Untuk radio sendiri, hanya bisa sampai 900Mz saja karena masih menganut frekuensi dari negara asalnya, Jepang.
Fitur lainnya yang menarik adalah third row seat yang dapat dilipat dengan menggunakan tombol, nice! Sayangnya di Odyssey RC1 sepertinya fitur ini dihilangkan.
Driving Impression
Mencari driving position yang ideal di mobil ini tidak susah. Satu hal lagi
yang saya senang dari Honda adalah walaupun body mobil besar, namun ketika berada dibalik kemudi perasaan itu tidak seakan-akan hilang. Hal yang sama saya rasakan ketika bawa Accord CM5 sebelumnya, pengemudi dibuat agar mudah untuk beradaptasi. Mungkin kata-kata yang tepat adalah ergonomis.
Suspensi RB1 sudah termasuk nyaman. Hanya saja apabila ingin membeli mobil ini, harus melihat apakah pemilik sebelumnya sering melintas dirute jalan yang kurang baik. Membawa mobil ini dengan kondisi high speed dijalan tol sangatlah nyaman,
serasa menempel di aspal.
Apabila terdengar suara dengung ketika berjalan diatas 70km/jam, itu bearing-nya sudah aus. Jika sudah diganti, bunyi tersebut hilang. Harga part-nya lumayan mahal, sekitar Rp. 900,000/pc untuk orisinil dan setengah untuk KW.
Driving feedback, oh yeah its alive!
Tapi satu hal yang harus dihindari adalah memutar setir sampai
full / mentok karena dapat menyebabkan power steering rusak / selangnya
bocor. Saya rasa memang penyakit bawaannya FWD (Front Wheel Drive) dan juga faktor sudah berumur.
Bonus
Buat yang hobi modifikasi, semoga gambar berikut ini bisa jadi referensi.
Terima kasih atas kesediaan kawan-kawan yang sudah mau mampir dan membaca tulisan newblogger yang acakadut ini, maaf apabila banyak kesalahan atau kurang jelas. Comment and critic are welcome.